Kenapa Em-Plus bisa bilang begitu? Soalnya, skubek ini memang sejatinya yang disebut skuter bebek. Di mana sok belakangnya mengaplikasi model dua peredam kejut alias sokbreaker layaknya bebek. Begitu juga dimensi jok belakang dan adanya underbone atawa tulang tengah. Pengendara, tak langsung berhubungan dengan dek bawah.
Bikin penasaran memang. Suzuki Skywave 125 kapasitas mesinnya sama dengan Suzuki Spin 125. Apalagi Skywave lebih berat dibanding Spin. Nah, jangan-jangan tenaga dan akselerasinya Skywave lebih loyo?
AKSELERASI
Sebagian besar, ini juga menjadi pertanyaan. Ya, lebih mantap mana akselerasi antara Suzuki Skywave 125 ketimbang Suzuki Spin 125. Makanya Em-Plus pun langsung mengeluarkan senjata andalan alias pesanan yang juga kebetulan baru datang. Yaitu, Vericom VC 3000. Bukan lagi Vericom tipe VC 2000 ya! Alat ini berfungsi buat mengukur akselerasi. Nah semua jawaban, bisa diberikan peranti digital ini secara presisi. Buat awalan, Em-Plus mengetes akselerasi mesin di putaran bawah.
Dua tes akselerasi awal dilakukan. Pertama, akselerasi kecepatan 0–60 km/jam. Lalu lanjut lagi ke perhitungan akselerasi melalui jarak 0–100 meter. Dua tes awal ini, bisa Em-Plus bilang hanya sebatas putaran mesin bawah hingga menengah.
Sekarang dimulai pengetesan 0-60 km/jam. Buat akselerasi awal ini, skubek yang juga berkapasitas sama dengan Spin 125, sanggup mengukuhkan waktu 6,19 detik. Angka segitu, berhasil ditembus dengan jarak 60,4 meter.
Lanjut lagi ke perhitungan jarak. Yaitu, 0–100 meter. Waktu terbaik yang berhasil diraih Skywave hanya 8,91 detik. Itu setelah meraih kecepatan 64,1 km/jam bersama Skywave 125.
Melihat dari dua data akselerasi itu, terlihat jelas bahwa performa putaran bawah Suzuki Skywave 125 lebih gesit ketimbang Suzuki Spin 125. Masih penasaran dengan performa mesin menengah ke atas, lanjut ke tes akselerasi berikutnya.
Yaitu, akselerasi 0-80 km/jam. Kenapa dibilang menengah ke atas? Itu karena untuk meraih kecepatan segitu, butuh putaran mesin tinggi. Wush... Waktu yang didapat buat akselerasi ini, 12,76 detik. Dengan jarak tempuh 185,3 meter.
Mirip pembalap drag, Em-Plus lanjutkan lagi tes akselerasi perhitungan jarak 201 meter. Waktu terbaik yang berhasil ditembus, 14,17 detik. Waktu segitu, ditempuh dengan kecepatan 74,2 km/jam.
HANDLING DAN ERGONOMI
Berkendara dengan Suzuki Skywave 125, memberi tawaran berbeda ketimbang berkendara dengan skubek lainnya. Itu karena skubek ini memiliki tulang tengah. Berkendara pun, agak mirip dengan menunggangi bebek. He,he,he.
Tapi manuver ekstrem yang lincah dilakukan di Spin 125, agak terhambat di Skywave. Mungkin karena dimensinya yang lebih panjang ketimbang Spin 125, yaitu, 1.935 mm. Berbeda dengan Spin 125 yang memiliki panjang 1.859 mm (Selisih 76 mm).
Belum lagi bobotnya yang lebih berat 18,8 kg ketimbang Spin 125 versi pelek cast wheel alias palang. Jadi buat manuver, sobat kudu keluarkan tenaga ekstra. Tapi semua itu, dibayar tuntas dengan redaman empuk dari suspensi dobel yang diusung Skywave 125.
Berkendara di jalan berlubang/rusak, terasa sangat nikmat. Lho kok? Iya, sok lembut bermain mengikuti entakan yang ada. Selain sok, hal ini mungkin karena didukung pemakaian lingkar roda yang lebih besar ketimbang Spin 125. Yaitu roda 16 inci, bukan 14 inci.
Yakin dengan kenyamanan suspensi yang diberikan, Em-Plus berani tancap gas di tikungan. Rebah kecepatan 60 atau 80 km/jam mantap dilakukan. Suspensi terasa sekali mengikuti gerak haluan dan buritan bermain.
KONSUMSI BENSIN
Enggak lupa Em-Plus mengukur konsumsi bensin saat pengetesan ini. Soalnya, ini juga menjadi perhitungan seseorang buat membeli motor. Untuk ini, dilakukan dua teknik pengetesan secara bersamaan.
Pertama, Skywave 125 diajak berkeliling dengan gaya berkendara halus. Yaitu, bukaan gas dilakukan secara perlahan atau dengan cara mengurut. Begitu juga kecepatan. Lari skubek dipatok tak boleh lebih dari 70 km/jam. Kecepatan segitu merupakan kecepatan rata-rata pengendara di Ibu Kota.
Kombinasi gaya berkendara kedua. Yaitu, motor diajak berlari tanpa aturan. Artinya, bukaan gas dibuka secara spontan melalui medan uji coba yang stop and go. Bahkan, kecepatan tak dibatasi. Malah, kerap kali Em-Plus berlari dengan skubek ini di 100 km/jam. Dan, sekali-sekali menyentuh top speed di angka 110 km/jam di spidometer.
Dengan dua gaya berkendara itu, Suzuki Skywave 125 harus meminum satu liter Premium TT (Tanpa Timbel), sesudah berlari 32,5 kilometer. Kaget dengan angka itu, Em-Plus langsung buka contekan lama. Yaitu hasil Komparasi BBM Skubek, yang pernah ditulis di MOTOR Plus edisi 404/VIII.
Ya, hasil itu tidak ada ubahnya dengan hasil yang diberikan Suzuki Spin 125. Per liter Premium TT, Suzuki Spin 125 sanggup berlari hingga 32,5 km. Namun ditotal keseluruhan kapasitas tangki Skywave yang muat 4,7 liter, maka skubek pabrikan lambang ‘S’ ini sanggup berlari hingga (TOTAL) 152,75 kilometer.
DATA AKSELERASI (DETIK)
Akselerasi
Spin
Skywave
0–60 km/jam
7,32
6,19
0–80 km/jam
13,41
12,76
0–100 meter
8,95
8,91
0–201 meter
13,43
14,17
Top Speed: 110 Km/Jam (400 Meter)
Konsumsi Bahan Bakar :1 Liter / 32,5 Km
sumber: Motor Plus
Kamis, 14 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar